Setelah riasan wajah dianggap sempurna, Dingklik Waranggana mulai melilitkan kain di tubuhnya, memasang bekung, beha, dan terakhir kelambi burkat merah menyala sesuai dengan gincu yang melekat di bibir. Rambutnya yang panjang digulung-gulung kemudian disampirkan ke bahu kanan, menjuntai ke depan. Dari atas gulungan sampai bawah dihias melati segar yang ia petik dari pohonnya, di samping masjid.